A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
Islam merupakan keharusan mutlak untuk dilaksanakan secara konsisten dengan
penuh rasa tanggung jawab, guna mencapai kesejahteraan hidup sebagai wujud
peribadatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Allah
SWT memberi pendengaran, penglihatan dan hati kepada manusia, agar dipergunakan
untuk merenung, memikirkan, dan memperhatikan apa-apa yang ada disekitarnya.
Kesemuanya ini, merupakan motivasi bagi segenap umat manusia untuk mencari ilmu
pengetahuan melalui jalur pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi
setiap muslim, sejak kecilnya sampai berusia lanjut.
Pendidikan
Islam di samping sebagai kewajiban, mutlak dibutuhkan oleh setiap anak muslim
untuk kepentingan eksistensinya. Terutama di saat memasuki era globalisasi yang
penuh tantangan. pendidikan Islam yang menekankan aspek kecerdasan spiritual
memiliki format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah kemanusian
dalam mengantisipasi krisis spiritual di era globalisasi.[1]
Pendidikan
Islam memerlukan landasan-landasan yang berasal dari filsafat atau
setidak-tidaknya mempunyai hubungan dengan filsafat. Dikatakan landasan, karena
filsafat melahirkan pemikiran-pemikiran yang teoritis tentang pendidikan, dan
dikatakan mempunyai hubungan karena berbagai pemikiran mengenai pendidikan memerlukan
bantuan penyelesaiannya dari filsafat. Jadi filsafat pendidikan adalah ilmu
pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha
pemikiran dan pemecahan mengenai pendidikan. Peranan filsafat yang mendasari
berbagai aspek pendidikan ini sudah barang tentu merupakan kontribusi utama
bagi pemikiran pendidikan.[2]
Dikalangan
para ahli filsafat pendidikan pada umumnya, menyatakan bahwa filsafat
pendidikan dipandang sebagai pembahasan yang sistimatis tentang masalah-masalah
pendidikan pada tingkatan filosofis yaitu menyelidiki suatu persoalan
pendidikan hingga direduksi ke dalam pokok persoalan metafisika, epistemologi,
etika, logika, estetika maupun dari kombinasi dari semuanya itu.
Karena
itu, hubungan antara filsafat dan pendidikan merupakan keharusan, terutama
dalam menjawab persoalan-persoalan pokok dan mendasar yang dihadapi oleh
pendidikan. Sudah seharusnya persoalan-persoalan yang mendasar tentang
pendidikan dibahas dan dipecahkan menurut teori filsafat. Sebagai implikasinya
diperlukan bangunan filsafat pendidikan yang kokoh dalam pelaksanaan sistem
pendidikan. Jika tidak demikian, dikhawatirkan akan terjadi :
1. Pendidikan
akan terapung-apung (tanpa tujuan).
2. Tujuan-tujuan
pendidikan akan samar-samar (meragukan), bertentangan, dan tidak menunjang
kesetiaan.
3. Ukuran-ukuran
dasar pendidikan menjadi sangat longgar.
4. Ketidakmenentuan
peranan pendidikan dalam suatu masyarakat.
5. Sekolah-sekolah
akan memberikan banyak kebebasan kepada peserta didik dan tidak mampu memupuk apresiasi
terhadap otoritas dan kontrol.
6. Sekolah
akan menjadi sangat sekular dan mengabaikan agama.
Ibarat
sebuah bangunan rumah, maka bangunan filsafat pendidikan Islam itu mencakup
berbagai dimensi, minimalnya yaitu :
1. Dimensi
bahan-bahan dasar yang menentukan kuat atau tidaknya suatu fondasi bangunan.
Dalam konteks filsafat pendidikan Islam berarti sumber-sumber atau semangat
pemikiran dari para pemikir pendidikan Islam itu sendiri.
2. Dimensi
fondasi bangunan itu sendiri, yang berupa prinsip atau dasar dan asas
(kebenaran yang menjadi pokok dasar) berpikir dalam menjawab
persoalan-persoalan pokok pendidikan yang termuat dalam sistem
(komponen-komponen pokok aktivitas) pendidikan Islam.
3. Dimensi
tiang penyangga yang berupa struktur ide-ide dasar serta pemikiran-pemikiran
yang fundamental yang telah dirumuskan oleh pemikir pendidikan Islam itu
sendiri dalam mengembangkan, mengarahkan dan memperkokoh bangunan sistem
pendidikan Islam.
Dalam
makalah ini hanya akan kami bahas masalah tentang urgensi filsafat pendidikan
Islam. Bagaimana urgensinya filsafat dalam berkontribusi dalam pendidikan Islam
akan dibahas dalam bab berikut ini.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang masalah di atas dapat diambil rumusan masalahnya sebagai
berikut;
1. Apa urgensi filsafat pendidikan
Islam kaitannya dengan pemikiran pendidikan islam?
2. Sejauhmana peranan filsafat
pendidikan islam dalam pengembangan pendidikan islam?
BAB II
URGENSI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. Urgensi
Filsafat Pendidikan Islam dalam Pemikiran Pendidikan Islam
Para ahli telah menyoroti dunia pendidikan
yang berkembang pada saat ini baik dalam pendidikan Islam pada khususnya maupun
pendidikan pada umumnya, bahwa pelaksanakan pendidikan tersebut kurang bertolak
dari atau belum dibangun oleh landasan filosofis yang kokoh, sehingga berimplikasi
pada kekaburan dan ketidakjelasan arah dan jalanya pelaksanakan pendidikan itu
sendiri.
Abdurrahman dalam Muhaimin misalnya
mengemukan bahwa pelaksanakan pendidikan agama Islam selama ini berjalan
melalui cara diktastis-metodis seperti halnya pengajaran umum, dan lebih
didasarkan pada basis pedagogis umum yang berasa dari filsafat pendidikan model
barat, sehingga lebih menekankan pada transmisi pengetahuan agama.” Untuk
menemukan pedagogis Islam diperlukan lebih dahulu rumusan filsafat pendidikan
Islam yang kokoh.[3]
Pendidikan merupakan persoalan hidup dan
kehidupan manusia, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses
pendidikan. Sebagai persoalan hidup maka pendidikan dalam pengembangan
konsep-konsepnya perlu menggunakan sistim pemikiran filsafat tersebut diatas
menyangkut metafisika, epistemologi, aksiologi dan logika, karena problem yang
ada dalam lapangan pendidikan juga berada dalam lapangan filsafat
tersebut. Karena itu hubungan antar filsafat dan pendidikan sangatlah erat.
Dengan demikian, filsafat dan mendidik adalah dua tahap kegiatan tapi dalam
satu usaha. Berfilsafat ialah memikirkan dengan seksama nilai-nilai dan
cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik adalah usaha merealisasikan
nilai-nilai dan cita-cita itu dalam kehidupan dan kepribadian manusia.
Sistem pemikiran filsafat tersebut
jika dikaitkan dengan pendidikan, maka sebagai berikut:
1. Dalam
lapangan metafisika,
antara lain diperlukan adanya pendirian mengenai pandangan dunia yang
bagaimanakah yang diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan.
2. Dalam
lapangan epistemology,
antara lain diperlukan dalam penyusunan dasar-dasar kurikulum. Kurikulum yang
biasa diartikan sebagai serangkaian kegiatan atau sarana untuk mencapai tujuan
pendidikan, diibaratkan sebagai jalan raya yang perlu dilewati oleh peserta
didik dalam usaha mengenal dan memahami pengetahuan.
3. Dalam
lapangan aksiologi, yakni
yang mempelajari nilai-nilai, juga sangat dekat dengan pendidikan, yang selalu
dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pendidikan, karena dunia nilai (etika
dan estetika) juga menjadi dasar pendidikan, yang selalu dipertimbangkan dalam
penentuan tujuan pendidikan. Di samping itu, pendidikan sebagai fenomena
kehidupan social, kultual, dan keagamaan tidak dapat lepas dari sistem nilai.
4. Dalam
lapangan logika, sebagai
cabang filsafat yang meletakkan landasan mengenai ajaran berpikir yang benar dan
valid, sangat diperlukan dalam pendidikan kecerdasan. Pelaksanaan pendidikan
menghendaki seseorang mampu mengutarakan pendapat dengan benar dan valid
sehingga diperlukan penguasaan logika.
Filsafat merupakan lapangan berpikir manusia
tentang hakikat sesuatu, sementara pendidikan merupakan proses yang mengubah
individu untuk menjadi manusia yang lebih baik, cerdas, bertingkah laku baik
dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Filsafat pendidikan merupakan
aktivitas berpikir sistematis yang menggunakan filsafat sebagai sarananya untuk
mengorganisasi dan mengkoordinasi proses pendidikan serta memperjelas
nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang akan direalisasikan.
Teori filsafat pendidikan Islam bisa dibangun
dari tujuan analisis kritis terhadap konsep-konsep pendidikan universal atau
teori-teori filsafat pendidikan Islam yang dikemukakan oleh para ahli filsafat
pendidikan Islam pada umumnya hanya bersumber pada fenomena kauniyah saja.
Hasil analisis tersebut kemudian dikonsultasikan pada fenomena qauliyah untuk
dijadikan sebagai pondasi filosofis pelaksanaan pendidikan Islam.
Melihat peranan filsafat yang begitu penting bagi
kehidupan umat manusia, maka pendidikan perlu disajikan secara filosofis.
Tabiat manusia, tujuan pendidikan, norma-norma serta nilai-nilai kependidikan
dan sosial merupakan topik-topik kefilsafatan yang dikaji dalam perspektif
pendidikan. Ada asumsi yang menyatakan bahwa tugas filsafat pendidikan Islam
adalah mendefinisikan apa yang seharusnya dilakukan oleh pendidikan. Namun
tanpa mau bersusah payah, orang seringkali hanya mengungkap fenomena secara
aktual sering terjadi di dunia pendidikan untuk membangun filsafat pendidikan.
Demikian pula kekuatan-kekuatan sosial yang berpengaruh terhadapnya serta
berbagai proses terkait dengan segala sesuatu yang mengubah individu dari
sekedar organisasi biologis menjadi makhluk sosial yang insani.
Filsafat pendidikan Islam sebagai suatu bagian
atau komponen dari suatu sistem, filsafat pendidikan Islam memegang dan
mempunyai peranan tertentu pada sistem di mana filsafat pendidikan Islam
merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka filsafat pendidikan
Islam berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.
Filsafat pendidikan Islam, sebagai bagian dari
filsafat Islam, dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan
demikian filsafat pendidikan Islam berkembang juga dalam mengembangkan filsafat
Islam serta memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan
filosofis dalam pendidikan. Filsafat pendidikan Islam terkait erat dengan masalah
pendidikan yang bersifat filosofi.[4]
Dengan demikian urgensi filsafat pendidikan islam
disini sebagai induk pemikiran dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan
islam.
B. Peranan
Filsafat Pendidikan Islam dalam Pengembangan Pendidikan Islam
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat
pendidikan Islam banyak berperan penting dalam pengembangan pendidikan islam
yaitu memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai masalah yang sedang dihadapi
oleh pendidikan Islam. Peranan yang diberikan oleh filsafat pendidikan Islam
terhadap perkembangan pendidikan Islam adalah:
1. Filsafat
pendidikan Islam menunjukkan masalah yang dihadapi oleh pendidikan Islam,
sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam dan berusaha untuk memahami duduk
masalahnya. Dengan analisis filsafat, maka filsafat pendidikan Islam akan
menunjukkan alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut.
2. Filsafat
pendidikan Islam memberikan pandangan tertentu tentang manusia (sebagai obyek
pendidikan). Pandangan tentang hakikat manusia yang sangat berkaitan dengan
tujuan hidup manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan
Islam. Filsafat pendidikan Islam bertujuan menjabarkan tujuan umum
pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional.
Dan tujuan yang operasioanal ini akan berperan untuk mengarahkan secara nyata
gerak aktifitas pelaksanaan pendidikan.
3. Filsafat
pendidikan Islam dengan analisisnya terhadap hakikat hidup dan kehidupan
manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus
ditumbuhkan dan dikembangkan. Filsafat pendidikan Islam menunjukkan bahwa
potensi pembawaan manusia itu tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan atau Asmaul
Husna, dan dalam mengembagkan sifat-sifat tersebut tidak boleh mengarah
kepada menodai dan merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan
memberikan petunjuk pembinaan kurikulum sesuai dan pengaturan lingkungan yang
diperlukan.
4. Filsafat
pendidikan Islam dalam analisisinya terhadap masalah pendidikan masa kini yang
sedang dihadapi, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan yang
berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam atau belum.[5]
Dengan demikian peranan filsafat pendidikan
islam mempunyai dua arah, yaitu pertama ke arah
pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan islam, yang secara
otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan islam dan
kedua ke arah perbaikan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan islam.[6]
Secara umum George R. Knight menuturkan empat urgensi peranan dalam mempelajari filsafat
pendidikan. Yaitu:
1. Membantu para pendidik menjadi
paham akan persoalan-persoalan mendasar pendidikan.
2. Memungkinkan para pendidik untuk
dapat mengevaluasi secara lebih baik mengenai tawaran-tawaran yang merupakan solusi bagi persoalan-persoalan
tersebut.
3. Membekali para pendidik berfikir
klarifikatif tentang tujuan-tujuan hidup dan pendidikan.
4. Memberi bimbingan dalam
mengembangkan suatu program pendidikan yang berhubungan secara realistik dengan
konteks dunia global yang lebih luas.[7]
Dari penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan
bahwa filsafat pendidikan Islam menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan
Islam tentang hakikat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung
nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses
kependidikan. Tugas filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis
dan teoritis (bahkan spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui proses
pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang
problema hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan
dasar yang berintikan kepada tiga kekuatan rohani pokok yang berkembang dalam
pusat kemanusiaan manusia yang meliputi:
1. Induvidualisme
2. Sosialisme
3. Moralisme
Ketiga kemampuan tersebut berkembang dalam pola
hubungan tiga arah yaitu:
1. Hubungan
dengan Tuhan, karena ia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
2. Hubungan
dengan masyarakat karena ia sebagai masyarakat.
3. Hubungan
dengan alam sekitar karena ia makhluk Allah yang harus mengelola, mengatur,
memanfaatkan kekayaan alam sekitar yang terdapat diatas, di bawah dan di dalam
perut bumi ini.
BAB III
PENUTUP
A. Urgensi
Filsafat Pendidikan Islam dalam Pemikiran Pendidikan Islam
Urgensi Filsafat pendidikan Islam sebagai bagian dari
pendidikan Islam memegang peranan tertentu pada pemikiran pendidikan islam di
mana filsafat pendidikan Islam merupakan bagiannya berperan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.
Dengan demikian filsafat pendidikan Islam
berkembang juga dalam mengembangkan filsafat Islam serta memperkaya filsafat
Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam
pendidikan. Secara praktis filsafat pendidikan Islam banyak berperan penting
dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai masalah yang sedang
dihadapi oleh pendidikan Islam.
B. Peranan
Filsafat Pendidikan Islam dalam Pengembangan Pendidikan Islam
Peranan filsafat pendidikan Islam dalam
pengembangan pendidikan islam menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan
Islam tentang hakikat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung
nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses
pendidikan. Peranan filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis
dan teoritis (bahkan spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui proses
pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang
problema hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan
dasar yang berintikan kepada tiga kekuatan rohani pokok yang berkembang dalam
pusat kemanusiaan manusia yang meliputi: induvidualisme, sosialisme dan moralisme.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam. 1976. Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode.
Yogyakarta: Andi Offset.
Daulay, Haidar Putra Daulay. 2014. Pendidikan Islam dalam
Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana.
Efferi, Adri. 2011. Filsafat
Pendidikan Islam. Kud: Nora Media Enterprise.
Muhaimin. 2001. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam Disekolah,Madrasah, Dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Suharto, Toto. 2011. Filsafat Pendikan Islam.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Zuhairini.
1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
[1]http://www.smp6sengkang.com/2011/11/urgensi-pendidikan-islam-dalam-upaya.html
(diakses pada 20 April 2015 jam 20.35)
[2]Imam Barnadib, Filsafat
Pendidikan: Sistem dan Metode, (Yogyakarta: Andi Offset, 1976), hlm. 8.
[3]Muhaimin, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam Disekolah,Madrasah, Dan Perguruan Tinggi, (Jakarta:
PT Grafindo Persada, 2001), hlm. 75.
[4]Haidar Putra
Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat (Jakarta: Kencana,
2014), hlm. 13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar